Materi PPA 11

Sebelum dimulai tak bosan-bosan saya ingatkan.

- Berdoa mohon kepahaman pada Allah SWT, karena "miraclenya" materi ini terletak dibalik dinding pemahaman.

- Hadirkan Allah, hayati resapi seakan-akan Allah sedang berbicara sama kawan sekalian.

- Baca perlahan, saran saya... baca dikala sepi, pantaskan diri untuk menerima pemahaman materi ini.

- Baca berulang-ulang dikala senggang, hingga timbul rasa cinta pada Allah SWT.

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Allahumma sholli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad
Robbi zidni ilman warzuqni fahman
Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adhzim
Allahumma inna nas aluka
-ilman naafi'an,
-wa rizqon thoyyiban,
-wa 'amalan mutaqobbalan.


Kawan-kawan yang saya cintai karena Allah, kita lanjut ke pola 3 dari 5 point Pola Pertolongan Allah.

Husnudzan/Berbaik sangka (kuncinya : Positive Feeling)

Positive Felling vs Positif Thinking

Point ke-3 ini adalah berbaik sangka pada Allah dengan positif feeling, bukan positif thinking.

Mungkin ada di antara kawan sekalian yang bertanya; "memangnya apa sih mas perbedaan Positif Feeling (PF) dengan Positif Thinking (PT)?

Baiklah, saya jelaskan secara singkat aja, ya...

Perbedaan Positif Feeling dengan Positif Thinking, adalah dari cara kita menyikapi sesuatu (masalah) yang terjadi.

Positif Thinking; Kalo ada masalah, berusaha mendamai-damaikan pikiran. Menekan pikiran-pikiran negatif yang muncul di kepala kita, tetapi sebenernya di hati masih ada perang batin antar logika. Dan ketika kita lelah menekan rasa negatif itu, maka perasaan negatif tersebut akan muncul lagi. (Berasaskan hukum fisika, sesuatu yang dipaksa-paksakan atau ditekan, pada dasarnya suatu saat ia akan balik menekan lagi)

Sedangkan Positif Feeling, kita tuh. ga perlu ditekan-tekan atau dipaksa-paksa supaya positif. Ga perlu didamai-damaikan.
Kenapa?
Karena pada dasarnya, hati Positif Feeling itu sudah tenang beneran. Sudah tenang asli tenang, karena ia paham bahwa sebesar-besar masalah itu pasti adalah dalam kekuasaan Allah.

Orang-Orang positif feeling akan menemukan state hati damai karena di hatinya sudah ada 'backingan' atau pelindung, yaitu Allah Subhanahu WaTa'aala.

Ada 3 cara supaya kita bisa memasuki "state damai," yaitu:

1. Dengan cara sering bertafakur dan mengenal Allah lewat Al-Qur'an

Membaca Al-Qur'an dengan memahami arti dan makna ayat yang kita baca, kemudian mencari pesan cinta-Nya. Juga mengamati kejadian-kejadian dalam hidup untuk kemudian menemukan pesan cinta-Nya.

2. Dengan cara "dipaksa" oleh Allah, yaitu dengan cara ditimpakan masalah hingga ia tidak bisa berkutik. Dan setelah mentok, barulah berserah sepenuhnya pada Allah. Kemudian menemukan derajat kedamaian, dengan total bergantung padaNya.

3. Dengan cara sering bergaul dengan orang-orang yang mengenal Allah dan dekat dengan Allah

Kebaikan akan menular kepada orang-orang yang menjalin kedekatan dengan orang baik-baik. Contohnya seperti di group kita ini, insyaa Allah.

" Allah Pelindung orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya."
(QS: Al Baqarah, ayat 257)

Kawan-kawan tau wali, kan?

Wali itu pelindung/ penjaga kita, pihak yang membantu kita.

Pemisalan contohnya; ketika anak kita mau ambil raport, maka yang dipanggil untuk datang ke sekolah adalah walinya, ya?
Misalkan lagi... Anak kita disakiti au bermasalah di sekolah, pastinya kawan-kawan sebagai orang tua wali anak tersebut akan maju membelanya, kan?

Nah, bagaimana kalo wali kita itu adalah Allah Subhanahu Wa Ta'aala?

Maka tentu saja semua kesulitan akan dimudahkan. Kita akan dijagain supaya hindar dari bahaya dan lain-lain masalah. Agar kita dilindungi olehNya, syaratnya cuma 1, yaitu BERIMAN!

Coba sekarang perhatikan petikan ayat ini sekali lagi;
"Allah PELINDUNG orang yang beriman...."

Iya, syaratnya cuma satu, yaitu BERIMAN

Beriman di sini bukan dalam arti sempit hanya memahami bahwa Allah itu ada. Bukan hanya itu. Melainkan adalah selain kita menyakini Allah itu ada, kita juga harus percaya bahwa Allah akan menjaga kita. Allah akan menjamin rezeki kita, Allah akan selalu menunjukkan jalanNya kepada kita. Kita taat melaksanakan segala perintahNya dan pula patuh meninggalkan apa-apa yang dilarang olehNya. Kita percaya akan semua Nama NamaNya dan segala sifatNya yang tertulis di asma'ul husna.

Parameter yabg jelas dari seorang yang dikatakan beriman, adalah Ketenangan hati yang mantab. Percaya penuh bahwa ketika kita minta petunjuk, ketika kita memiliki kebutuhan, ketika kita minta perlindungan dan pengampunan dosa, kita hanya langsung minta pada Allah.

Namun kawan- kawan, di hari ini keberimanan kita sedang diserang habis-habisan. Aqidah kita sedang dihancurkan pelan-pelan oleh serangkaian pemelesetan Aqidah dalam bentuk serangan yang hampir hampir tidak terasa. Yang justru pada akhirny secara tidak sadar kita malah jadi mengesampingkan Allah.

Sekarang ada ajaran baru yang bernama "NAM (New Age Movember)", ini bukan agama Islam atau Kristen, bunda Budha Hindu atau apapun namanya, tapi ini adalah gabungan dari semua agama yang ada di dunia ini. Ajaran NAM ini hanya mengambil yang enak-enaknya saja dari setiap agama.
Ajarannya yaitu tentang Keyakinan, Ekonomi dan Pengembangan Diri.

Caranya merusak Aqidah teramat sangat halus, yaitu melalui training-training atau seminar-seminar yang sering diadakan, dan bahkan mungkin pernah kita ikuti! Astaghfirullaah... 😭

Malahan sekarang ini NAM sedang menjadi trend di dunia. 😭

#

Pasti semua tau ya, Buku "The Secret" Law Of Attraction (LOA) atau Hukum Tarik Menarik.

Dalam ilmu ini dijelaskan bahwa :
"Apapun yang Anda pikirkan dan rasakan, maka Anda akan tarik itu kedalam hidup Anda sendiri. Jika Anda berpikir dan merasakan yang baik-baik, maka semesta akan memberikan yang baik-baik "

Coba perhatikan dengan seksama statement sebelumnya!

Jadi... Yang ngasih kita segala hal yang baik-baik itu siapa? Alam semesta, dan bukan Allah?

Yang mendatangkan hal seperti itu siapa?

Pikiran dan state hati kecil kita(?)

Hati-hati loh kawan, ini syirik kecil!

Pernah ya denger yg kaya gitu? Saya pribadi jujur, dulu pernah menggandrungi hal yang seperti (NAM) itu.
Astaghfirullaah... Semoga Allah maafkan segala kekhilafan saya waktu itu. 😭

Semenjak lebih mengenal tauhid yang benar, maka perlahan-lahan saya pindahkan fokus bukan lagi ke alam semesta, tapi ke Allah! Bukan lagi dengan cara-cara mensetting hati agar positif.

Berdiam diri seperti semedi, harus diganti dengan berdoa langsung pada Allah. Curhat langsung ke Allah, nangis langsung ke Allah, pasrah langsung ke Allah. Dan itu rasanya jauuuh lebih nikmat!

Itulah kuncinya, kawan. Husnudzan tingkat tinggi! Bukan dipaham-pahamkan tapi paham beneran! Itulah kunci kita bisa Posotif Feeling. Ketika hati sudah merasakan ketenangan yang luar biasa, berarti kawan sekalian sudah benar-benar mengenal Allah dengan segala sifatNya yang tertuang dalam Asma'ulhusna.

Memang agak bingung ya cara menjelaskanya.

Gimana sih rasanya menghadirkan rasa tenang ini?

Butuh kesabaran dan proses, kawan!
Apalagi kalau logika kita masih kuat berperan. Cara sederhanya adalah ketika pikiran tergoda logika mulai menggoyah keimanan, segeralah istighfar mohon ampunan pada Allah Mahapengampun.
Atau kalo masih bingung juga, untuk lebih jelasnya silahkan ikut private class PPA di kota-kota terdekat kawan sekalian.

#

Di balik Batu ada Mobil

Sekarang kita bahas lagi Husnudzan dari sisi yang lain.

Saya tanya dulu ya, kawan-kawan di sini ada yang pernah dikerjain sama teman di lingkungannya?

Contohnya ketika ada yang ulang tahun. Biasanya si korban itu dikerjain dulu habis-habisan, dibuat susah seharian. Dari mulai dijebak, terkadang ada yang dimarahin, pokoknya sampe si korban nangis sedih, kecewa, bahkan marah.

Eh... tiba-tiba yang kita kerjain ini orangnya balik marah-marah, teriak-teriak sambil nunjuk-nunjuk kita di depan teman lain (umpamanya teriak seperti ini) "Heh... Dasar ga tau diri! Ga inget Lo ya, dulu Lo pernah gue tolongin! Ko sekarang Lo ngerjain gue kayak gini, sih?"

Nah loh... Kalo seumpama ada 'korban' yang su'udhon plus memaki seperti itu, padahal dia mau kita kasih surprise, kira-kira... HADIAH yang udah kita siapin buat dia, jadi kita kasih atau engga?

#

Kawan-kawan yang saya cintai karena Allah....
Bisa jadi masalah yang kawan-kawan hadapi saat ini adalah salah satu proses dari cara Allah ketika DIA mau ngasih kita surprise.

Bisa jadi Allah ngerjain kita saat ini karena Allah sayaaang sama kita, kawan. Allah cuma mau kasih surprise aja sama kita, Allah lagi nyiapin hadiah istimewa buat kita.

Kenapa sih Allah suka "ngerjain" kita?

Loh... Ya itu biar surprise-nya lebih terasa indah, gitu loh.

Gini deh... misalnya kita dikasih uang seratus ribu, tapi saat itu keadaan kita lagi banyak uang (terlena), kira-kira kita bersyukur atau ga?

Bayangin kalo dikasih seratus ribu sama Allah, dalam keadaan kita memang lagi butuh butuh Uang banget.
Kira-kira senengan mana dibanding kita dikasih uang seratus ribu manakala kita lagi punya banyak uang?

Paham, ya!

Kawan... Begitulah terkadang Allah 'membungkus' suatu kejutan dengan sebuah masalah, yang terkadang kita sendiri malah jadi kesel dibuatnya (su'udhon)
Oleh karenanya ketika ada masalah, yang kita butuhkan adalah tetap fokus husnudzon pada Allah atas apa yang kita alami saat ini.

Insyaa Alla ada hadiah di balik setiap masalah. Ada hikmah di setiap musibah, yang apabila kita menerimanya dengan ikhlas dan terus husnudzon pada Allah, maka akan membawa kita pada kebahagiaan yang abadi.

So... Kawan-kawan, sudahlah baik sangka sajalah pada Allah. Husnudzon aja terhadap apa yang Allah berikan saat ini pada kita.

Allah itu terlalu baik kepada kita dan hanya menginginkan yang baik baik buat kita, walaupun itu tidak meng-enakan untuk kita. Namun kita tetap harus menaruh keyakinan kepada Allah bahwa pasti itu baik buat kita. Maka santai aja karena kita tau semua itu pasti terbaik dari Allah untuk kita.

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula)kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
(QS: Al-Baqarah, ayat 216)

Lanjut lagi, ya...
Masih soal surprise tadi.

Misalkan saya mau kasih kawan surprise sebuah gantungan kunci. Enaknya dikadoin, ya? Masa iya hadiah ga dibungkus? Namanya bukan hadiah surprise, dong! 😅

Kira-kira gantungan kunci tadi bagusnya ditutup pakai apa, ya?

"Kertas kado, mas?"

Nah, karena hadiahnya gantungan kunci, ditutup dengan kertas kado ukuran kecil aja udah cukuplah ya.

Tapi kalo saya mau kasih kawan surprise berupa Mobil Mewah, apa masih bisa ditutup pake kertas kado?

Kertas kadonya harus sebesar apa?

Mungkin juga harus ditutupi pakai batu bertumpuk biar ga keliatan? 😭

Sekarang paham, ya... Makin besar hadiahnya maka makin besar pula penutupnya!

Tapi kawan-kawan ga stress kan ya ngeliat tumpukan batu, karena tau bahwa di balik batu itu ada sebuah Mobil!

"Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, dan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS Al -Insyirah, ayat 5-6)

Jadi mulai sekarang kalo dapet 'hadiah' batuuu, jangan liat batunya, ya. Tetaplah Husnudzan, siapa tau di balik batu itu ada mobilnya! 😊

Maksud saya... Jangan melihat masalahnya dulu, tapi berbaiksangkalah... Siapa tau di balik masalah itu tersedia hadiah/ berkah yang besar.

(Wallahu a'lam bishshowab)

#

Reza Novary
Sahabat Baitullah PPA